Setelah YAMAMURA di ambil oleh nenek nya, ibunya
memutuskan untuk menitipkan YAMAMURA pada neneknya. Hal itu mengapa terjadi,
karena ibu YAMAMURA memutuskan untuk menjadi single parent dan bekerja untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari YAMAMURA.
YAMAMURA
benar-benar tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, ayah
kandungnya sudah tidak peduli dan bahkan tidak memberikan nafkah sama sekali.
Kemudian ibunya harus bekerja jauh sekali di Kyoto. Hidupnya di waktu kecil
hanya di dampingi oleh nenek dan sepupunya yang bernasib sama, ia bernama YASUTAKA.
Sejak kecil, YAMAMURA dan YASUTAKA sangat dekat, seperti adik dan kakak. Mereka
selalu menghabiskan waktu bersama. YASUTAKA selalu berusaha melindungi
YAMAMURA, karena umurnya yang lebih tua yakni 4 tahun. YAMAMURA sangat
menyayangi YASUTAKA, karena kehidupan YASUTAKA lebih menyakitkan dibanding dirinya.
Masa-masa
kecil YAMAMURA, tidak begitu membahagiakan seperti anak-anak pada umumnya. Ia
dikenal sebagai anak pendiam yang tidak banyak bicara dan kurang percaya diri.
Ia lebih banyak mengurung diri di dalam rumah, sehingga membuat YASUTAKA geram
dan mencoba untuk terus mengajaknya main diluar bersama anak – anak desa
lainnya. Walaupun YASUTAKA memiliki kehidupan yang amat perih, namun ia selalu
riang dan tidak pernah mengeluh. Itulah yang membuat YAMAMURA kagum kepadanya.
***
Pada suatu malam, ketika nenek menggendong YAMAMURA
untuk membuatkan susu untuknya. Nenek melihat ada seekor ular datang
menghampiri, berniat untuk menyakiti nenek dan YAMAMURA. Kedatangan ular itu
sangatlah wajar, ketika itu kehidupan nenek, YAMAMURA dan YASUTAKA sangatlah
miskin sehingga rumahnya sangat sederhana dan banyak lubang dimana-mana, yang
memungkinkan berbagai macam hewan bisa datang kapan saja. Apalagi rumah
tersebut, dekat sekali dengan hutan.
Dengan
sigap, nenek akhirnya mengambil sebatang kayu yang ada di sudut dinding dapur.
Memukul-mukul ular dan berusaha mengusirnya. Tidak lama, ular tersebut pun
pergi dengan meninggalkan banyak bercak darah dilantai. Hingga membuat YAMAMURA
menangis dan menjerit ketakutan. Dan sejak saat itu lah, YAMAMURA sangat trauma
terhadap ular.
Kisah
ini masih berlanjut dan kehidupan YAMAMURA semakin banyak kepedihan dan
kesengsaraan. NEXT à
Bagian 3.